Foto ILustrasi Ternak.

StockReview.id – Penyakit hewan ternak yang dapat menular pada manusia, antraks, kembali muncul di Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Terdata seorang warga mendapat perawatan di sebuah rumah sakit karena penyait tersebut. Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni mengatakan munculnya kembali kasus antraks (anthrax) ini disebabkan oleh spora dari bacillus anthracis.

Spora tersebut dapat dengan mudah menyebar ketika hewan yang terkena antraks itu disembelih. Sebab, katanya, spora yang dihasilkan oleh bakteri antraks ini sulit hilang dan bisa bertahan di tanah hingga puluhan tahun. “Di tubuh hewan saat hidup, spora ini belum terbentuk. “Namun saat disembelih dan bakteri yang ada dalam darah itu keluar lalu berinteraksi dengan udara akan membentuk spora,” kata Prof Agnesia.

Dikatakan, spora bisa terbentuk jika bakteri Bacillus anthracis terpapar oksigen karenanya spora tidak pernah dijumpai dalam tubuh penderita atau dalam bangkai yang tidak diseksi atau dibuka. Namun demikian, katanya lagi penyakit antraks ini menurut Aeth -sapaan akrab Prof. Agnesia – selain dapat menjangkit hewan ternak lainnya juga menular ke manusia.

Karena itu pakar mikrobiologi itu menyarankan agar hewan yang terserang antraks maupun lokasi yang menjadi sumber antraks harus diisolasi dengan tidak boleh ada satu pun lalu lintas ternak yang keluar masuk lokasi. “Tidak boleh juga sembarang orang keluar masuk di wilayah tersebut dan hanya petugas yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Selain melakukan isolasi, para peternak perlu meningkatkan biosekuriti dan melakukan pengobatan pada hewan yang sakit serta memberi tambahan suplemen. Menurut dia, hewan yang terjangkit bakteri antraks bisa diobati. Bakteri ini mudah mati jika diberi antibiotik, antiseptik, desinfektan dan mati pada suhu diatas 54 derajat celcius selama 30 menit. Sementara untuk hewan yang sehat diharuskan sebaiknya diberi
vaksin dua kali selama setahun.