StockReview.id – PT Asuransi BRI Life mencatat aset investasi sepanjang tahun berjalan hingga Mei 2023 berada di posisi yang kuat, di mana tumbuh 17% year on year (YoY) menjadi Rp 18 triliun.

Direktur Keuangan BRI Life, Lim Chet Ming mengatakan bahwa pihaknya mengelola investasi dengan cara mencocokan antara aset dan liability management untuk memastikan keberlanjutan bisnis asuransi dan mampu memenuhi kewajiban pembayaran klaim.

“Seperti contoh, kalau kita jualan produk yang ada pembayaran di tahun ke-10, pasti kita beli surat berutang yang durasinya 10 tahun untuk matching duration-nya,” ujarnya.

Chet Ming mengungkapkan bahwa penempatan investasi perseroan fokus pada instrumen pendapatan tetap. Selain itu, kata dia, ditempatkan pada reksadana pasar uang yang memiliki likuiditas tinggi.

“Sehingga kewajiban kepada nasabah seperti pembayaran klaim dapat dilakukan tepat waktu. Imbal hasil kami perkirakan berada di 6,0% – 6,5%,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dengan Annualized Premium Equivalent (APE) atau ukuran perhitungan penjualan umum masuk ke dalam jajaran Top 3 di Indonesia, pihaknya optimis aset investasi bakal terus tumbuh.

“Pertumbuhan aset investasi saat ini masih terus growing, ditopang oleh premi baru dan premi lanjutan di berbagai lini bisnis perusahaan,” tandasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat  jumlah investasi asuransi jiwa menyusut 3,22% YoY menjadi Rp 515,24 triliun per April 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 532,38 triliun.

Terpantau reksadana menjadi instrumen investasi dengan kontraksi mencapai 39,24% YoY. Angka tersebut merosot dari Rp 154,58 triliun di April 2022 menjadi Rp 93,92 triliun di April 2023.