StockReview.id – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyatakan bakal terus meningkatkan kinerja setelah berhasil mencatat kinerja operasi yang positif pada 2023.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan, terdapat empat indikator utama yang menjadi ukuran kinerja Kilang yakni intake bahan baku kilang, presentase produk bernilai tinggi terhadap intake (Yield Valuable), indeks intensitas penggunaan energi (Energy Intensity Index) dan indikator kehandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi (Plant Availability Factor).

Untuk memastikan pencapaian-pencapaian tersebut, KPI melakukan strategi utama untuk mendorong kinerja positif, antara lain inovasi, optimasi kilang, pengendalian kehandalan kilang serta efisiensi biaya operasional.

 

“Tahun 2024 target akan semakin meningkat seiring dengan mulai selesainya peningkatan kapasitas produksi di kilang Balikpapan dan juga kemampuannya memproduksi produk dengan  kualitas tinggi setara dengan Euro 5,” ujar Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (28/2/2024).

Taufik menyebut, optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi (high valuable product) sesuai dengan pergerakan crack spread (perbedaan antara harga bahan baku minyak mentah dan harga produk yang dihasilkan kilang).

“Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude. Kita diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude agar dapat memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik,” ujarnya.

Upaya untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dilakukan untuk meningkatkan angka Yield Valuable dengan mendorong kilang untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi.

KPI menurut juga berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Persentase produksi produk bernilai tinggi, mencapai realisasi sekitar 83%, lebih tinggi daripada target pada RKAP sekitar 81%, dan Di aspek kehandalan kilang, KPI berhasil mencapai target.

“Sepanjang 2023, Plant Availability Factor berhasil dicapai di atas 99%,” ucapnya. Sementara itu, tetkait dengan efisiensi biaya operasi kilang, pemakaian energilah yang dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP.

Indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di angka 106,4, lebih baik daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 107,8. Sebagai informasi, Untuk angka realisasi EII, semakin kecil angka index, menggambarkan kinerja yang semakin baik. Program yang dilakukan untuk penurunan EII antara lain utilisasi listrik dan gas eksternal serta peremajaan peralatan.

“Saya mengajak semua pekerja KPI untuk terus memberikan kinerja terbaik. Semoga pencapaian 2023 dapat menjadi semangat dan mendorong kinerja lebih baik lagi di tahun 2024,” ungkapnya.