Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
HeadlineMarketTop Pick

Data CPI AS Terbaru Berpotensi Dorong Bitcoin Menuju US$66.000

1
×

Data CPI AS Terbaru Berpotensi Dorong Bitcoin Menuju US$66.000

Share this article
Example 468x60

SinarHarapan.id – Bitcoin berpotensi mencapai target harga US$66.000 berkat pengaruh data Consumer Price Index (CPI) terbaru dari Amerika Serikat. Dalam analisis yang diungkapkan oleh Panji Yudha, analis dari Ajaib Kripto, faktor teknikal dan ketegangan geopolitik juga turut memengaruhi pergerakan pasar saat ini.

Meskipun Bitcoin mengalami tekanan geopolitik dalam beberapa pekan terakhir, mata uang kripto ini berhasil melakukan rebound dari level support di US$60.000 dan mencapai resistance di US$64.000 pada 7 Oktober 2024. Pada Rabu, 9 Oktober 2024, harga Bitcoin tercatat di US$62.300, dengan penurunan sekitar 0,40% dalam 24 jam terakhir. Namun, peluang kenaikan tetap ada setelah Bitcoin menyentuh level moving average (MA-100) di sekitar US$61.000.

Example 300x600

Pentingnya Data CPI AS
Data CPI AS yang akan dirilis pada 10 Oktober 2024 diperkirakan akan menjadi kunci bagi pergerakan harga Bitcoin ke depan. Panji menjelaskan bahwa jika data inflasi menunjukkan penurunan, hal ini dapat memperkuat spekulasi tentang penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed), yang merupakan sinyal positif bagi pasar kripto.

Sebagai gambaran, pada bulan Agustus, tingkat tahunan CPI tercatat di 2,5%, sedikit turun dari 2,9% pada bulan sebelumnya. Untuk September, proyeksi menunjukkan penurunan CPI menjadi 2,30%, sementara Core CPI diperkirakan akan menurun menjadi 3,11%. Penurunan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tren inflasi dan dampaknya terhadap kebijakan moneter ke depan.

Ketegangan Geopolitik dan Pengaruhnya
Ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, berdampak negatif pada perdagangan ETF Bitcoin di AS pekan lalu, dengan aliran keluar bersih mencapai US$300 juta dari ETF Spot Bitcoin. Namun, awal pekan ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan aliran masuk kembali mencapai US$235 juta, menandakan bahwa minat investor masih ada.

Selain itu, laporan Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis pada 11 Oktober 2024 juga menjadi fokus perhatian. Diperkirakan PPI akan turun menjadi 1,60% secara tahunan, yang dapat memberikan gambaran tentang biaya produksi dan inflasi di sektor produksi. Kenaikan PPI dapat meningkatkan tekanan inflasi, memengaruhi biaya penambangan Bitcoin dan harga di pasar.

Menyikapi Kebijakan The Fed
Pasar Bitcoin sangat sensitif terhadap kebijakan The Fed, terutama yang berkaitan dengan inflasi. Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda melemah, ada peluang besar bahwa suku bunga akan turun lebih lanjut, yang akan mendukung kenaikan harga Bitcoin. Sebaliknya, data ketenagakerjaan yang kuat dapat membuat suku bunga tetap tinggi, menambah tekanan pada pasar.

“Minggu ini akan sangat menentukan arah pergerakan Bitcoin, baik dari sisi teknikal maupun fundamental. Data CPI AS dan keputusan kebijakan The Fed akan menjadi faktor kunci dalam menentukan sentimen pasar ke depan,” ujar Panji Yudha.

Di tengah ketidakpastian global dan perkembangan ekonomi yang dinamis, Bitcoin terus menarik perhatian sebagai aset yang responsif terhadap perubahan inflasi dan kebijakan suku bunga. Dengan data CPI dan PPI yang akan segera dirilis, para investor diingatkan untuk tetap waspada terhadap berbagai faktor yang dapat memengaruhi pasar. Jika proyeksi penurunan inflasi terbukti akurat, Bitcoin dapat melanjutkan tren kenaikan harga menuju US$66.000. (rht)

Example 300250
Example 120x600