Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Duta Intidaya Tbk (DAYA) mencatatkan pendapatan usaha senilai Rp1,54 triliun pada 2023. Realisasi itu naik 33,09% year-on-year (yoy) dari 2022 yang mencapai Rp1,16 triliun. Dari sisi operasional, beban pokok DAYA ikut terdongkrak 40,45% yoy menjadi Rp1,02 triliun yang merupakan biaya pembeian untuk persediaan. Namun, margin laba kotor masih tumbuh positif dengan torehan sebesar Rp517,40 miliar.

Terjadi kenaikan dari sisi beban usaha mencapai total Rp513,12 miliar. Sebagian besar pengeluaran pos ini datang dari gaji dan kompensasi karyawan DAYA yang menembus Rp160,50 miliar, begitu pula ongkos promosi sebesar Rp78,9 miliar hingga akhir 2023,

Setelah terpangkas beban keuangan yang ikut melandai, DAYA mencatatkan rugi sebelum pajak senilai Rp7,64 miliar, yang notabene lebih rendah secara tahunan . Alhasil, rugi bersih mencapai Rp16,18 miliar, turun dari rugi pada 2022 yang mencapai Rp40,02 miliar. Kinerja bottomline ini mendorong rugi per saham dasar DAYA melandai menjadi Rp6,69, dari semula Rp16,53 per saham.

Berdasarkan laporan keuangan, Minggu (10/3/2024), total aset DAYA naik 0,32% yoy menjadi Rp689,74 miliar, sejalan dengan kenaikan jumlah kewajiban utang atau liabilitas 2,85% yoy menjadi Rp672,13 miliar.

Ekuitas menipis 48,27% yoy menjadi Rp17,6 miliar, dari semula Rp34,03 miliar. Apabila nilai rugi yang sama atau lebih terjadi pada kuartal berikutnya, maka DAYA berpotensi mengalami defisiensi modal.

Kas yang digenggam akhir tahun senilai Rp114,39 miliar, naik sekitar 63% yoy dari awal tahun. Kenaikan pemasukan kas operasional menjadi penyeimbang, kendati DAYA merogoh kocek ratusan miliar untuk membayar utang bank dan liabilitas sewa. (WHY)