Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencatatkan peningkatan volume produksi batu bara serta aktivitas pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden (OB) removal di entitas usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) sebanyak 44,7 juta bcm atau tumbuh 9,02% dibandingkan Januari 2021 sebanyak 41 juta bcm.

Emiten kontraktor tambang ini juga menyebutkan, produksi batu bara naik 39,29% secara tahunan dari 5,6 juta ton pada Januari 2021 menjadi 7,8 juta ton pada Januari 2022. Adapun pada Desember 2022, overburden mencapai 43,3 juta bcm dengan produksi batu bara berjumlah 7 juta ton.

Sementara itu, sepanjang 2022 DOID tercatat melakukan produksi 79,3 juta ton batu bara dengan overburden mencapai 546,9 juta bcm. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, BUMA mencatat 44,7 juta bcm pengupasan lapisan penutup dan 7,8 juta ton batu bara pada Januari 2023, dengan nisbah kupas keseluruhan sebesar 5,8 kali. Ini mencerminkan peningkatan masing-masing 9 dan 40 persen YoY untuk pengupasan over burden dan volume batu bara. Adapun untuk tahun ini, DOID menyampaikan akan tetap fokus memberikan keunggulan operasional pada kontrak yang ada, mengoptimalkan aset, mengurangi biaya, dan menjaga likuiditas.

Manajemen DOID memastikan DOID akan terus tumbuh dengan menjaga keketatan di sejumlah area, khususnya belanja modal, dan mengurangi ketergantungan pada batu bara thermal. Perseroan yakin pertumbuhan volume akan dipertahankan dengan capex yang ada. Sebelumnya, perseroan perpanjang periode pembelian kembali (buyback) saham selama 3 bulan sejak tanggal 25 Januari 2023.

Direktur Utama Delta Dunia Makmur, Ronald Sutardja pernah bilang, perseroan merencanakan pelaksanaan perpanjangan periode pembelian kembali saham perseroan dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan sejak tanggal 25 Januari 2023. DOID sebelumnya sudah memulai buyback saham sejak 7 Maret-6 Juni 2022. Lalu berlanjut pada 8 September-7 Desember 2022.

Ronald menjelaskan, berdasarkan keterbukaan informasi tertanggal 7 Maret 2022, perseroan melakukan penyisihan dana maksimum US$ 33 juta dengan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebih 20% dari jumlah modal disetor. Selain itu dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor perseroan.“Dana tersebut termasuk biaya transaksi, biaya pedagan perantara, dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi,” papar Ronald.