Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) melalui PT Dharma Kyungshin berencana melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru di Cirebon seluas 22 ribu meter persegi.

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso menjelaskan untuk pembangunan pabrik baru ini perusahaan menganggarkan dana sebesar Rp200 miliar. Rinciannya sekitar Rp40 miliar untuk bangunan dan sisanya sekitar Rp160 miliar untuk permesinan dan peralatan lainnya.

“Kita dalam persiapan membangun pabrik baru di dekat sini (pabrik Dharma Kyungshin di Cirebon) dengan total luas yang kita hitung 22 ribu m2 setinggi 3 lantai. Target 1 tahun selesai pada Mei 2025 sudah bisa beroperasi, untuk tanah kita sudah ada,” kata Irianto dalam konferensi pers di Cirebon usai melakukan upacara ekspor komponen otomotif, Selasa (14/5).

Dengan tambahan pabrik baru diharapkan nantinya dapat mendongkrak kinerja perseroan secara grup dan meningkatkan kapasitas produksinya. Diakui bahwa permintaan komponen otomotif baik pasar dalam atau luar negeri cukup tinggi.

“Dengan tambahan (pabrik) itu kita harap ekspor kita kedepan bisa tumbuh double. Untuk pasar di AS (Amerika Serikat) pasar besar maka kita bikin pabrik karena potensi ekspor besar,” sambung Irianto.

Sebagai informasi di kuartal I 2024, DRMA mencatatkan penjualan sebesar Rp1,34 triliun. Capaian ini tumbuh positif sebesar 3,1 persen QoQ di tengah situasi ‘wait and see’ akibat menunggu kepastian politik terkait pelaksanaan pemilu dan gugatan hasil pemilihan presiden di kuartal pertama.

Penambahan pabrik baru dirasa perlu untuk meningkatkan ekspor komponen otomotif perseroan menjadi USD26,8 juta pada tahun depan, dari tahun ini USD15,8 juta.

DRMA telah memulai ekspor perdana senilai USD450 ribu dengan pasar tujuan Amerika Serikat (AS). “Ekspor ke Amerika Serikat ini diharapkan menjadi langkah kunci perseroan dalam menembus pasar global komponen otomotif,” kata dia.

Kesuksesan DRMA mencatatkan ekspor komponen otomotif perdana ke AS, berangkat dari kesempatan yang diterima oleh anak perusahaan, PT Dharma Kyungshin Indonesia untuk memasok  wiring harness  ke AS. Komponen itu digunakan pada kendaraan merek Hyundai dan KIA di AS.

PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI) adalah perusahaan patungan antara Dharma Group dan Kyungshin Corporation yang bergerak di bisnis manufakturing untuk perkabelan otomotif ( otomotive wiring harness manufacturer ). Kyungshin Corporation yang menjadi mitra DRMA juga sudah memasok komponen untuk kendaraan listrik, sehingga ada potensi bagi emiten berkode DRMA ini untuk memproduksi komponen yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik melalui DKI.

Dengan kondisi tersebut, Irianto menegaskan optimismenya mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% pada 2024 menjadi Rp 6 triliun dibanding tahun lalu Rp 5,54 triliun. Sementara pada tiga bulan pertama 2024, DRMA mencatatkan penjualan komponen otomotif sebesar Rp 1,34 triliun, turun 6,94% dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp 1,44 triliun.

Irianto menilai, penurunan penjualan disebabkan oleh situasi  wait and see  menyusul ketidakpastian politik terkait pemilihan presiden di kuartal pertama 2024. “Sedikit perlambatan kinerja di kuartal pertama ini masih dalam taraf wajar, di mana banyak pelaku usaha memilih menunda langkah bisnis karena menunggu kepastian politik,” ujar dia.

Menyusul penurunan penjualan, laba bersih perseroan pada tiga bulan pertama 2024 susut 38,3% menjadi Rp 133,4 miliar dibanding periode sama 2023. Selain karena adanya kenaikan pada belanja operasional ( operational expenditure/opex )   akibat pembayaran THR, koreksi laba juga disebabkan akuisisi pada awal 2023 yang mengakibatkan peningkatan signifikan pada pendapatan lain-lain yang bersifat satu kali.