StockReview.id – Saham resto cepat saji dengan brand Kentucky Fried Chicken (KFC) optimis penjualan hingga akhir tahun 2022 telah mencapai Rp.6 Triliun. Menurut data hingga September 2022, pencapaian penjualan sudah mencapai Rp,4,6 Triliun.

Optimisme di sektor yang digeluti KFC terus mengalami pertumbuhan seiring dengan meredanya pandemi. Ditambah lagi dengan mobilitas masyarakat secara umum yang telah berlangsung pulih bahkan hampir menuju sangat normal lalu. Sentimen positif di awal tahun ini presiden telah mencabut status PPKM.

Dalimin menilai positif dengan dicabutnya PPKM karena makin memberi rangsangan positif terhadap pertumbuhan dan kinerja perusahaan di 2023 dan kedepannya.

“Tahun ini Kembali lagi melakukan ekspansi dalam bentuk gerai. Selain melakukan perbaikan, renovasi gerai-gerai eksisting untuk menyesuaikan lagi dengan konsep-konsep baru lagi. Ini menjadi fokus kita. Tahun ini kita targetkan ada gerai baru di atas 30 gerai baru. Saati kami ada 740 gerai,” ungkap Direktur PT Fast Food Indonesia tbk (FAST) Dalimin Juwono, Selasa (10/1) di Jakarta.

Sementara untuk target revenue di semester I tahun 2023, Dalimin memproyeksikan kenaikan sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya di periode yang sama. Mengenai posisi harga saham banyak terkoreksi, dia mengakui posisi harga FAST saat ini terendah sejak tahun 2020.

Berdaearkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia sepanjang awal 2023 ini saham KFC Indonesia mengalami koreksi, pada awal Tahun 2022 saham FAST masih berada di level Rp1.000 per lembar, namun seiring berjalannya waktu dan terpaan isu negatif yang kurang terkontrol maka sampai terus mengalami koreksi 17,59 peersen hingga saat ini berada di level 820 per lembar saham pada penutupan perdagangan 9 Januari 2023.

Harga saham FAST saat ini merupakan yang terendah sejak tahun 2020 dimana pada waktu pandemi menyerang dengan ganasnya saham perseroan malah bisa bertahan di atas level 900 per saham dengan posisi saham paling stabil di atas harga 1000 per saham.

Bahkan jika dilihat dari sisi transaksi harian saham FAST bisa di bilang kurang diminati oleh pelaku pasar. Hal ini bisa dilihat dengan data transaksi dimana saham FAST hanya memiliki frekuensi transaksi dengan nilai transaksi juga terbilang sangat mini dengan nilai jutaan rupiah. Hal ini tak sebanding dengan nama besar KFC.