StockReview.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meresmikan pembangunan Pusat Flavor dan Fragrance (PFF) di Denpasar, Bali, sebagai upaya mengembangkan produk berbasis minyak atsiri atau aroma terapi. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis untuk mendukung hilirisasi komoditas strategis tersebut.
“Pembangunan PFF Bali ini berperan penting sebagai pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis produk berbasis minyak atsiri,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, dalam keterangan resminya, Sabtu (25/1).
Minyak atsiri, yang banyak digunakan dalam produk flavor, fragrance, dan wellness, memiliki potensi besar di pasar internasional. Indonesia, sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar dunia, berpeluang meningkatkan nilai tambah komoditas ini melalui hilirisasi.
Putu menjelaskan, PFF Bali tidak hanya mendukung petani dan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), tetapi juga membuka peluang bagi startup dan pengembang produk untuk berkolaborasi.
Bali dipilih sebagai lokasi strategis karena memiliki potensi besar di sektor spa dan wellness, yang menjadi daya tarik pariwisata. Berdasarkan data Asosiasi Spa Indonesia (ASPI), terdapat lebih dari 4.000 pelaku usaha spa di Bali yang sangat bergantung pada produk aroma terapi berbasis minyak atsiri.
Fasilitas PFF Bali berlokasi di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, yang berada di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin.
Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan, menekankan pentingnya PFF Bali sebagai pusat inovasi yang mendukung pengembangan solusi ramah lingkungan.
“Kami berharap pusat ini menjadi tempat bagi para ahli, profesional, dan mitra industri untuk bersama-sama menciptakan inovasi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan,” tutur Masrokhan.
Dengan adanya PFF Bali, diharapkan hilirisasi minyak atsiri dapat memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global, sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat lokal dan pelaku industri.