StockReview.id – Pendapatan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel diyakini terus tumbuh ditopang penambahan tenant kolokasi dan bundling layanan non-tower.
Berdasarkan laporan keuangan MTEL Semester I-2023, pertumbuhan tenant tunggal tumbuh lebih cepat dibandingkan tenant kolokasi. Tenant tunggal tumbuh 27,6% secara year on year (yoy) menjadi 36.719, berkat akuisisi menara milik operator telekomunikasi. Sementara itu tenant kolokasi tumbuh 19,1% menjadi 17.999 tenant. Secara keseluruhan tenant MTEL tumbuh 24,6% menjadi 54.718 tenant.
Mitratel (MTEL) Buka-bukaan Soal Alasan Terbitkan MTN Rp1 Triliun di Akhir 2023
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan anak usaha Telkom Group ini memiliki kapasitas untuk mendominasi pesanan kolokasi baru dari perusahaan telekomunikasi yang ingin ekspansi di wilayah luar Jawa. MTEL unggul time-to-market dan memonopoli area karena lebih dulu membangun infrastruktur.
Pada kuartal II-2023, tenancy ratio menara MTEL di Sumatera, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan sebesar 1,43% dan Sulawesi di 1,46x. “Dalam jangka menengah, operator telekomunikasi akan membuat pesanan baru pada tahun 2024-2025 ke MTEL karena mereka tidak mampu mengoperasikan jaringan tanpa jejak MTEL,” ujar Niko yang mempublikasikan riset pada 28 Agustus lalu
MTEL berpeluang menghasilkan pendapatan baru dari Indosat seiring dengan anggaran belanja operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia itu. Pada semester I-2023, Indosat baru menghabiskan 33% anggaran belanja modal, namun berkomitmen untuk membelanjakan seluruh anggaran tersebut seiring rencana ekspansinya di wilayah luar Jawa.
“MTEL telah mengambil langkah signifikan untuk memenuhi permintaan perusahaan telekomunikasi, menawarkan layanan lengkap dan mendapatkan kepercayaan mereka,” ujar Niko.
Layanan lengkap yang dimaksud adalah solusi bundling fiber to the tower (FTTT), power to the tower (PTTT) hingga edge computing. Ketiga layanan ini di bundling dalam penyewaan menara sehingga berpeluang menambah pendapatan. (***)