StockReview.id – PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) menargetkan pabrik woodchip di di Kabupaten Blora, Jawa Tengah mulai beroperasi pada akhir tahun 2024. Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Umar menyatakan saat ini OASA sedang serius mengembangkan bisnis woodchip, sabagai salah satu jenis baku biomassa.

Salah satu pabrik woodchip Perseroan telah mulai beroperasi  di Pulau Bangka, dengan kapasitas hingga 50.000 ton per tahun.

“Jaringan bisnis Perseroan akan terus dikembangkan, dengan membangun pabrik sejenis di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan Kabupaten Banten. Dengan kapasitas produksi yang sama, OASA. Kami berharap akhir 2024 sudah mulai beroperasi,” kata Bobby dalam keterangan resminya.

Pada tahap pertama, kapasitas industri biomassa di Blora ini mencapai 5.000 ton per bulan, dan akan terus dikembangkan hingga 15.000 ton per bulan.

“Kami bidik sampai 60.000 ton per tahun pada tahap pertama ini. Tentunya akan terus ditingkatkan hingga mencapai 180.000 ton per tahun. Belum banyak yang tahu, daerah Blora ini ternyata menyimpan potensi limbah pertanian yang sangat besar,” kata Bobby.

Kata dia, pabrik biomassa yang akan digarap OASA di daerah ini akan menghasilkan biomassa yang nantinya akan dipasok sebagai bahan co-firing untuk PLTU Rembang.

Selain biomassa, pabrik di Blora juga akan memproduksi Bio-Gas yang rencananya akan diekspor ke Jepang. Pabrik ini nantinya akan mampu menghasilkan 5 MMCFD bio-LNG per hari, dibangun dengan investasi sekitar 100 juta dolar AS.

“Kami dalam proses kerjasama pengembangan dengan lembaga keuangan dari luar negeri. Targetnya, pabrik Bio-LNG ini siap beroperasi sekitar akhir tahun 2025,” kata Bobby.

Selain di Blora, Perseroan telah lebih dahulu membangun dan mengoperasikan pabrik biomassa di pulau Bangka. Bobby menjelaskan, unit produksi di Bangka ini bahkan merupakan pabrik biomassa terbesar di Indonesia.

“Kapasitas pabrik baru di Bangka Belitung akan meningkat dari saat ini 1.500 ton per bulan menjadi 6.000 ton per bulan. Kami akan tingkatkan terus hingga 200.000 ton per tahun,” jelasnya.

Adapun pengembangan industri biomassa yang dilakukan oleh PT Maharaksa Biru Energi Tbk di sejumlah daerah akan melibatkan secara langsung ribuan petani setempat melalui program penanaman kembali bahan bakunya.

Di Blora misalnya, puluan ribu petani yang tergabung dalam kelompok tani, bersama-sama dengan Pemda setempat, menjalin usaha kerja sama dengan Perseroan untuk tujuan semacam itu.

Kerjasama ini, menurut Bobby, akan memastikan bahwa tanaman-tanaman perkebunan, kehutanan dan pertanian di daerah Blora yang dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi biomassa yang akan dihasilkan OASA, akan ditanam ulang oleh para petani anggota kelompok-kelompok tersebut.

Di Kabupaten Blora ini ada 6 Kecamatan. Satu kecamatan kira-kira 1.000 petani. Kalau satu petani ada seorang istri dan dua orang anak, berarti 6.000 kali 4, bisa mencapai 24.000 orang petani.

“Jadi, bayangkan, sedikitnya 24.000 orang petani ikut diberdayakan. Inilah esensi ekonomi sirkular, ekonomi kerakyatan, memberdayakan petani,” pungkasnya.