Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Kondisi pandemi Covid-19 yang telah tertangani dengan baik membuat mobilitas masyarakat semakin membaik, tanpa adanya pembatasan-pembatasan yang menghambat aktivitas kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini diklaim menjadi salah satu alasan kembali melonjaknya permintaan kendaraan, baik di Indonesia maupun pasar internasional secara keseluruhan. Tak hanya jenis kendaraan rakitan dalam negeri (completely knock down/CKD), peningkatan permintaan juga terjadi pada jenis kendaraan yang diimpor secara utuh (Completely Built Up/CBU).

“Di lain pihak, mulai membaiknya aktivitas di sejumlah industri juga turut meningkatnya taraf hidup masyarakat, sehingga membuat permintaan (kendaraan) juga meningkat,” ujar Direktur Utama PT Industri Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), Rio Theodore Natalianto Lasse, dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (17/3/2023).

Menurut Rio, tercatat dalam dua bulan terakhir di awal tahun ini permintaan kendaraan CBU mengalami kenaikan pertumbuhan yang jauh lebih baik dibanding pertumbuhan pada tahun lalu.

Lonjakan permintaan tersebut terjadi dalam dua arah sekaligus, yaitu segmen ekspor maupun impor kendaraan CBU. Tak terkecuali pula permintaan dari pasar dalam negeri.

“Sebagai perusahaan yang memiliki bisnis bongkar muat kendaraan, kami turut merasakan dampak positif dari tren peningkatan yang terjadi,” tutur Rio.

Dari data yang diperoleh di Terminal IPCC dalam dua bulan terakhir, di Terminal Internasional IPCC tercatat jumlah CBU ekspor yang ditangani mencapai 57.831 unit.

Jumlah tersebut melonjak hingga 60,3 persen dibanding catatan pada periode sama tahun sebelumnya, yang masih sebanyak 36.076 unit.

Sementara untuk segmen impor, tercatat kendaraan CBU yang tertangani sebanyak 14.807 unit, meningkat hingga 115,34 persen dari periode sama tahun lalu, yang masih sebanyak 6.876 unit.

Tren pertumbuhan tersebut jauh lebih baik bila dibandingkan tren pertumbuhan ekspor dan impor di tahun lalu, yang justru minus 27,69 persen.

Secara total, jumlah CBU yang ditangani oleh Terminal Internasional IPCC berjumlah sebanyak 72.638 unit untuk periode dua bulan pertama tahun ini, atau meningkat 69,11 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, yang masih sebanyak 42.952 unit.

Sementara, jumlah kendaraan CBU yang tertangani di Terminal Domestik IPCC tercatat mencapai 59.420 unit, atau tumbuh 43,75 persen dibanding catatan tahun sebelumnya, yang masih sebanyak 41.337 unit.

Kontribusi penanganan kendaraan CBU sebanyak 59.420 unit itu berasal dari sejumlah Terminal Satelit yang telah dioperasikan oleh IPCC di sejumlah wilayah strategis. Di antaranya, Terminal RoRo Belawan yang memberikan kontribusi sebanyak 13.433 unit atau naik 16,17 persen, dalam dua bulan terakhir tahun ini.

Lalu, juga ada kontribusi dari Terminal Dwikora, Pontianak yang ditangani sebanyak 4.930 unit dengan pertumbuhan 1,42 persen secara tahunan (year on year/YoY). Selain itu, sebanyak 14.079 unit lagi dikontribusi oleh Terminal RoRo, Makasar, di mana pada tahun lalu belum memberikan kontribusi.

Selebihnya, penanganan CBU di Terminal Domesti IPCC mayoritas masih berasal dari Tanjung Priok, Jakarta dengan jumlah sebanyak 26.978 unit atau naik tipis sebesar 8,36 persen dari periode dua bulan yang sama di tahun lalu. “Manajemen melihat adanya kesinambungan antara kebijakan relaksasi terhadap industri kendaraan bermotor dan kebijakan lainnya yang akomodatif serta responsif dimana Pemerintah juga akan terus melakukan sinergi antara pemangku kepentingan,” ungkap Rio.