StockReview.id – Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu menjelaskan bahwa sepanjang 2022, segmen pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) kelas bawah jauh lebih tinggi dibandingkan kelas menengah keatas. Menurut Nixon, hal itu menarik lantaran tahun 2022 masyarakat Indonesia baru mulai beraktivitas setelah pandemi COVID-19 mereda.
“Menariknya, dari sisi pertumbuhan KPR di segmen bawah lebih tinggi dibanding kelas middle up dari sisi grow,” ungkap Nixon dalam konferensi pers usai RUPSLB Bank BTN di Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Selain itu, peluang pertumbuhan kredit BTN di 2023 sangatlah tinggi. Menurut Nixon, hal itu karena pemerintah memutuskan untuk menaikkan kuota 10% KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari yang semula 200 ribu menjadi 220 ribu.
“Sehingga kami yakin bahwa dengan data itu kita masih bisa tumbuh double digit, 10 sampai 11% terutama dari KPR dibantu dari kredit komersial maupun kredit UKM,” kata Nixon.
Adapun BTN memiliki strategi guna memitigasi permasalahan kredit di 2023, mengingat perekonomian tahun ini bakal dipenuhi dengan ketidakpastian.
Nixon menjelaskan yang pertama, BTN akan memperketat kebijakan mengenai kredit. Kemudian, yang kedua, BTN akan mengurangi pemberian kredit properti high rise building. Tak hanya itu, BTN juga akan menggunakan data statistik guna melihat profil calon debitur.
Di sisi lain, Nixon mengungkapkan bahwa kondisi restrukturisasi kredit semakin hari semakin membaik. Hal tersebut tercermin dari data Desember 2022, jumlah restrukturisasi turun Rp1,7 triliun.