Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Multipolar Tbk (MLPL) mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,32% secara tahunan menjadi Rp 10,9 triliun di 2022. Hal ini seiring dengan upaya MLPL menggerus beban utang.

Presiden Direktur Multipolar, Adrian Suherman, menjelaskan kinerja perseroan sepanjang 2022 didorong bisnis ritel Multipolar pasca pandemi, seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

“Terutama didorong oleh kinerja yang dan kuat dari bisnis Multipolar dalam bisnis ritel dan sistem integrasi,” jelas Adrian dalam keterangan dikutip Selasa (21/3/2023).

Adapun LPPF berhasil membukukan penjualan kotor sebesar Rp 12,4 triliun atau tumbuh 20,7% secara tahunan atau year on year (YoY). Laba bersih Matahari Department Store melonjak 51,5% ke posisi Rp 1,4 triliun.

Kemudian MPPA berhasil mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 7 triliun atau tumbuh 5,4% YoY. Namun rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MPPA membengkak hingga 27,28% menjadi Rp 429,63 miliar. Dari portofolio bisnis teknologi dan digital, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mampu mencetak kenaikan pendapatan 14,9% YoY menjadi Rp 3,4 triliun. Laba bersih MLPT naik dari Rp 260,9 miliar menjadi Rp 556,1 miliar.

Sementara itu, Adrian bilang MLPL juga melakukan penurunan utang dengan mengurangi total pinjaman bank dari Rp 3,4 triliun di 2021 menjadi Rp 2,2 triliun. Selain itu, MLPL juga mengelola liabilitas dengan melakukan konversi atas seluruh pinjaman bank dari mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rupiah sebagai langkah mitigasi risiko perbedaan mata uang.

“Investasi baru merupakan hal krusial bagi MLPL sehingga Multipolar akan terus mencari peluang dan investasi di bidang health tech, fintech dan layanan berbasis teknologi lainnya,” tandasnya.