Foto: Ilustrasi Wall Street.

StockReview.id – Wall Street melemah pada hari Rabu (4/1), terseret data lowongan kerja Amerika Serikat (AS) yang turun kurang dari yang diharapkan. Sajian data ekonomi ini memicu kecemasan investor tentang kenaikan suku bunga menjelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve pada Desember.

Dow Jones Industrial Average turun 37,17 poin atau 0,11% ke 33.099,20, S&P 500 naik 0,44 poin atau 0,01% ke 3.824,58, dan Nasdaq Composite turun 26,38 poin, atau 0,25 %, pada 10.360,61. Sebuah survei dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan pekerjaan turun 54.000 menjadi 10,458 juta pada hari terakhir bulan November, dibandingkan dengan ekspektasi 10 juta lowongan pekerjaan.

Data menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat yang dapat memberi perlindungan The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Sementara itu, saham Apple Inc naik 0,6%. Sementara pembuat kendaraan listrik Tesla Inc melonjak 2,3%, dengan kedua saham tersebut pulih dari penurunan tajam di sesi sebelumnya.

Kenaikan mengurangi beberapa tekanan pada indeks benchmark S&P 500. Saham Microsoft Corp turun 5,2% menyusul downgrade oleh broker UBS di tengah kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan untuk layanan cloud dan Office suite. Saham discretionary konsumen naik 0,3% dan sektor teknologi turun 0,4%.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut pada bulan Desember. Institute for Supply Management (ISM) mengatakan, PMI manufaktur turun menjadi 48,4 bulan lalu dari 49,0 di bulan November, mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut.

Risalah dari pertemuan The Fed sebelumnya, ketika menaikkan suku bunga setengah poin persentase dan memperingatkan suku bunga mungkin perlu tetap tinggi lebih lama. Risalah The Fed akan dirilis pada pukul 2 siang waktu setempat. Risalah The Fed dapat menunjukkan pertimbangan internal bank sentral memasuki fase baru di mana risiko terhadap pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja diberikan lebih banyak. Sementara membatasi inflasi yang tinggi tetap menjadi prioritas utama.

Pelaku pasar melihat peluang 68% dari kenaikan suku bunga 25 basis poin dari The Fed pada bulan Februari, dan melihat suku bunga memuncak pada 4,99% pada bulan Juni.