Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyiapkan anggaran hingga USD700 miliar dalam mempercepat transisi energi guna mencapai target net zero emission pada tahun 2060.

Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN, Kamia Handayani menjelaskan alokasi terbesar investasi itu adalah untuk pembangkit.

“Alokasi dari USD700 miliar itu paling besar untuk investasi pembangkit. Yang USD700 miliar saya harus lihat lagi untuk apa tapi kalau kita lihat dari kelistrikan ada pembangkit, transmisi, distribusi, nah cost paling besar memang di pambangkit,” teranganya.

Besarnya biaya untuk pembangkit lantaran PLN beralih dari pembangkit yang tinggi emisi (high carbon generation) menjadi yang pembangkit beremisi rendah (low carbon generation) dengan bauran energi baru terbarukan (EBT). Selain untuk pembangkit, investasi US$ 700 miliar tersebut juga akan dialokasikan untuk transmisi pendistribusian listrik.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai langkah transisi energi ini perlu dilakukan untuk bisa menjamin masa depan anak bangsa ke depan. Hal ini juga menjadi nilai yang diusung oleh PLN untuk berkomitmen penuh dalam transisi energi.

“Dalam hal ini PLN memutuskan bahwa kita punya komitmen penuh untuk melakukan itu. Kita melakukan bukan hanya karena ada perjanjian internasional. Bukan hanya karena suatu kebijakan. Kita melakukan itu karena kita betul-betul peduli,” jelas Darmawan beberapa waktu lalu.

Darmawan menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan PLN dalam agenda transisi energi. Selain gencar membangun pembangkit berbasis EBT, PLN juga mendorong ekosistem kendaraan listrik sehingga bisa menurunkan angka ketergantungan energi fosil di tengah tantangan target net zero emission dan krisis energi.