Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) tahun ini mengejar kenaikan volume pengupasan lapisan penutup atau overburden removal (OB) ke level 630 juta bank cubic meter (bcm).

Direktur Delta Dunia Grup Dian Andyasuri mengatakan target ini dibidik usai sepanjang 2023 lalu DOID mencatatkan rekor overburden removal yang meningkat sebesar 14% YoY sebanyak 621 juta bcm.

Dian menambahkan pihaknya optimistis target tahun ini bisa tercapai karena DOID tengah melakukan sejumlah ramp up atau ekspansi di beberapa mining site atau lokasi pertambangan yang sudah lebih dulu menggunakan jasa mereka.

 

“Jadi asumsi kita kurang lebih untuk bisnis di Indonesia kami, yang paling besar kontribusinya adalah site-site kami di Bayan dan di Adaro mereka akan terus deliver well. Jadi mereka masih terus growing,” ungkap Dian saat ditemui Kontan dalam acara Media Briefing & Iftar Gathering Delta Dunia Group (DOID) di kawasan Jakarta Selatan,

Memang jika melirik pada laporan keuangan DOID, ada empat perusahaan besar yang memiliki kontribusi terhadap total pendapatan, yang pertama adalah PT Berau Coal sebesar 25%, lalu anak usaha Bayan Resource, PT Indonesia Pratama sebesar 19%, dan PT Adaro Indonesia sebesar 12%. Sedangkan dari Australia, sumbangan terbesar berasal dari BM Alliance Coal Operations Pty Ltd sebesar 11%.

“Nah kemudian site-site yang lain contohnya di Berau, site Berau kita ini sudah lama jadi kami prediksi akan stabil tahun ini dan overtime dia akan mulai menurun (volume) produksinya,” tambahnya.

Dian menambahkan, secara garis besar khusus site-site di Indonesia, DOID mengasumsikan volume batubara yang steady atau stabil jika dibandingkan dengan tahun lalu.

“Dan untuk di Australia, tahun 2023 kita punya dua site baru, kita expect business di Australia kita juga akan steady dan terus berkembang. Jadi kurang lebih untuk panduan Kita untuk volume baik dari sisi overburden maupun dari sisi growth kurang lebih seperti itu,” jelasnya.

Kemudian, dari sisi belanja modal atau capital expenditure (capex), DOID tahun ini mengalokasikan dana hingga US$ 190 juta. Ia menambahkan penggunaan dana capex akan dibagi menjadi dua yaitu capex maintenance atau untuk perawatan aset dan capex growth atau untuk pertumbuhan perusahaan.

“Pada dasarnya ada dua, yaitu maintenance capex dan growth capex. Untuk growth capex kami sebagian besar akan ada di Indonesia dengan ramp-up di Bayan, sisanya tentunya maintenance kami baik di Indonesia dan Australia,” tutupnya.