Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU)  perusahaan yang bergerak dalam sektor kegiatan lepas pantai  menargetkan kinerja perusahaan di masa mendatang akan terus mengalami peningkatan. Hal itu tercatat dalam proyeksi laba rugi yang tertuang dalam materi Public Expose TAMU, dikutip Sabtu (20/5/2023).

TAMU optimis meraih pendapatan usaha diperkirakan akan sebesar USD 14.700.585 di tahun 2023, sebesar USD 19.271.610 di tahun 2024, USD 20.201.480 pada tahun 2025, dan pada tahun 2026 diproyeksikan akan sebesar USD 21.137.346.

Pasalnya, Industri Jasa Layanan Minyak Lepas pantai mempunyai korelasi positif dengan harga minyak. Sejak Januari 2022 sampai dengan April 2023, harga minyak bergerak fluktuatif, sejak September 2022 harga minyak selalu berada di bawah US$ 100/bbl.

Seiring dengan itu, laba komprehensif juga akan tumbuh menjadi USD 1.117.219 pada 2023, sebesar USD 3.612.462 pada 2024, sebesar USD 4.328.244 pada 2025, dan sebesar USD 5.088.557 pada 2026.

CFO TAMU, Henry V. Parengkuan mengungkapkan, Perseroan optimis kinerja perusahaan akan tumbuh positif kedepannya. Perseroan mempunyai beberapa kontrak kerja berjalan, yaitu PT Pertamina Hulu Energi OSES di wilayah Central Business Unit (CBU) berakhir sampai dengan 17 November 2022, dan PT Pertamina Hulu Energi OSES di wilayah Drilling Well Intervention (DWI) berakhir sampai dengan Januari 2024.

Pada 2022, Perseroan mendapatkan beberapa kontrak kerja baru, Petronas Carigali Ketapang II Ltd. untuk Supporting Well Intervention Activity at Ketapang area berakhir sampai dengan 7 November 2022, dan PT Pertamina Hulu Energi OSES di wilayah Central Business Unit (CBU) dimulai pada tanggal 18 November 2022 berakhir sampai dengan 17 November 2027.

“Selain itu, pada awal tahun 2023, Perseroan memperoleh kontrak dengan PT Pertamina International Shipping (PIS) terkait Perjanjian Sewa Berdasarkan Waktu Kapal “Accommodation Work Barge” di Poleng, Madura, Indonesia,” katanya, dalam paparan publik.

Sebelumnya, pada tanggal 20 Januari 2022, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menandatangani perjanjian restrukturisasi kredit berupa relaksasi pembayaran pokok. Kemudian pada tanggal 30 Mei 2022, Perseroan dan PT Bank Syariah Indonesia telah menandatangani perjanjian restrukturisasi berupa tambahan jangka waktu pembiayaan selama 6 bulan.