Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) telah menuntaskan penerbitan Obligasi I TBS Energi Utama Tahun 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Obligasi tersebut dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp500 miliar yang terdiri dari dua seri yaitu, Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp425 miliar dan tingkat bunga 8,80%, serta jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. Sementara Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp75 miliar dan tingkat bunga 10,00%, serta jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.

Direktur TOBA Juli Oktarina mengatakan, penerbitan obligasi ini merupakan salah satu dari sejumlah opsi pembiayaan dalam memantapkan posisi keuangan perseroan ke depan, terlebih dengan kinerja keuangan yang positif sepanjang 2022.

“Kinerja keuangan positif menunjukkan kemampuan perseroan untuk membiayai proyek masa depan,” kata Juli dalam keterbukaan informasi.

Juli menjelaskan, penerbitan obligasi merupakan langkah awal dalam mengakses pembiayaan melalui instrumen pasar modal. Dalam 3-5 tahun mendatang, hal ini diharapkan akan memberikan lebih banyak fleksibilitas arus kas, serta mendukung transformasi perseroan menjadi bisnis yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, penerbitan obligasi ini mendapat tanggapan positif dari pasar, baik pasar institusi maupun perorangan. Di mana, hampir 2% obligasi dibeli oleh investor individu.

“Tentunya ini merupakan hal yang positif, karena berinvestasi di obligasi korporasi dilakukan dengan visi investasi jangka panjang,” ujar Juli.

Sementara itu, SVP of Corporate Strategy & Investor Relations TOBA, Nafi Achmad Sentausa mengatakan, dengan mengakses pembiayaan melalui pasar modal dapat membantu perseroan untuk mendanai proyek-proyek ke depan, sejalan dengan transformasi menuju bisnis hijau.

Dengan rekam jejak pertumbuhan dan eksekusi proyek selama ini, ditopang dengan tim yang kuat dan berpengalaman, Nafi optimistis TOBA akan terus bertumbuh dan mencapai targetnya menjadi perusahaan energi terintegrasi yang berfokus pada keberlanjutan.

“Pendapatan dan arus kas yang kami peroleh akan digunakan untuk pengembangan bisnis hijau di Indonesia yang meliputi transformasi pasar kendaraan roda dua dengan nilai pasar hingga USD9 miliar. Juga, memposisikan perseroan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia yang potensinya hingga 2030 mencapai 20 gigawatt,” ungkap Nafi.