StockReview.id – Per Agustus 2024, kredit perbankan nasional menembus Rp7.579 triliun dengan pertumbuhan tahunan 10,85 persen. Bank BUMN menjadi kontributor utama pertumbuhan ini, menyumbang peningkatan 12,80 persen. Kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 12,26 persen, disusul kredit konsumsi dengan 10,88 persen, dan kredit modal kerja sebesar 10,01 persen.
Dari segi kategori debitur, kredit korporasi tumbuh signifikan mencapai 15,43 persen, sedangkan kredit UMKM naik 5,04 persen. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kenaikan sebesar 7,04 persen yoy, mencapai Rp8.720,78 triliun dengan peningkatan pada giro, tabungan, dan deposito masing-masing 9,38 persen, 7,30 persen, dan 4,95 persen.
Likuiditas perbankan tetap kuat dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) berada di 112,66 persen dan rasio Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada 25,40 persen, jauh di atas ambang batas. Rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 222,64 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di 129,50 persen, mengindikasikan ketahanan likuiditas yang baik.
Tingkat kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali dengan rasio NPL gross 2,21 persen dan NPL net 0,78 persen. Loan at Risk (LaR) juga menurun ke 10,11 persen, mendekati level sebelum pandemi yaitu 9,93 persen. Tingkat profitabilitas perbankan juga meningkat dengan ROA mencapai 2,73 persen, menunjukkan stabilitas industri perbankan yang terjaga.
Indikator ketahanan perbankan semakin positif dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang naik ke 26,85 persen, mencerminkan kekuatan permodalan perbankan nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi.
