Market

Resmi! Bank Mandiri Stock Split dengan Rasio 1:2

×

Resmi! Bank Mandiri Stock Split dengan Rasio 1:2

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) resmi melakukan pemecahan saham yang beredar atau stock split dengan rasio 1 : 2. Lewat aksi korporasi ini, saham bank berkode emiten BMRI per perdagangan sesi I Selasa (4/4/2023) pun sudah memakai harga baru.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, langkah stock split ini diambil perseroan guna meningkatkan likuiditas saham BMRI dan memperluas aksesibilitas investor untuk berinvestasi pada perusahaan.

Melansir keterbukaan informasi, sebelum melakukan pemecahan, nilai nominal saham BMRI yakni sebesar Rp 250 per saham dengan jumlah saham 46,66 miliar lembar. Adapun, setelah pemecahan saham nilai nominal saham bank berlogo pita emas ini adalah Rp 125 per saham dengan jumlah saham sebesar 93,33 miliar lembar. Sedangkan, jumlah saham BMRI dalam modal dasar juga akan bertambah dari semula 64 miliar lembar menjadi 128 miliar lembar pasca stock split.

“Untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan satu saham dan sisanya diperhitungkan menambah jumlah saham Seri B milik Negara Republik Indonesia dan tetap menjadi pemegang saham pengendali perseroan,” terang Rudi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/4/2023).

Rudi menambahkan, keputusan stock split ini merupakan strategi perusahaan dalam menjaga stabilitas harga saham BMRI dan memberikan kesempatan lebih luas bagi investor untuk berpartisipasi di pasar modal.

Ke depan Bank Mandiri akan tetap fokus pada pertumbuhan bisnis dan peningkatan kinerja keuangan di tengah tantangan ekonomi. “Kami berharap dengan stock split ini, investor akan lebih mudah untuk berinvestasi pada saham BMRI dan turut mendorong pertumbuhan bisnis Bank Mandiri secara berkelanjutan,” tuturnya.

Pemecahan saham Bank Mandiri ini bukan menjadi yang pertama. Sebelumnya, Bank Mandiri pernah menggelar aksi serupa pada 13 September 2017 dengan rasio sebesar 1:2. Saat itu, saham BMRI yang diperdagangkan menjadi Rp 6.700 per lembar dari harga sebelum stock split di kuartal III 2017 sebesar Rp 13.400 per lembar.

Sebagai informasi tambahan, sampai dengan akhir Februari 2022 Bank Mandiri terus mencatatkan pertumbuhan kinerja yang konsisten. Merujuk laporan keuangan bulan Februari 2022, total penyaluran kredit Bank Mandiri telah mencapai Rp 920 triliun secara bank only, realisasi tersebut tumbuh sebesar 10,71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 830,97 triliun atau year on year (yoy).

Pertumbuhan kredit tersebut juga dibarengi dengan kondisi likuiditas yang memadai, tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,88% YoY menjadi Rp 1.143,22 triliun secara bank only. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang oleh dana murah atau current account saving account (CASA) yang naik signifikan mencapai 20,26% menembus Rp 892,68 triliun per Februari 2022.

“Pertumbuhan bisnis yang konsisten ini menunjukan bahwa strategi bisnis Bank Mandiri mampu memberikan kepercayaan dan kepuasan bagi bagi nasabah dan investor. Ke depan, kami akan terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder,” imbuh Rudi.