StockReview.id – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melalui anak usahanya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) dan PT Kaltara Power Indonesia (KPI) telah melakukan perjanjian fasilitas pinjaman, fasilitas pinjaman KAI senilai USD981,40 juta atau sekira Rp14,48 triliun (kurs Rp14.752) dan Rp1,55 triliun. Sementara untuk KPI sebesar USD603,6 juta (Rp8,9 triliun) dan Rp952,1 miliar.
Sekretaris Perusahaan ADRO, Mahardika Putranto mengatakan, fasilitas pinjaman KAI akan digunakan, antara lain untuk tujuan pembiayaan pengembangan proyek smelter aluminium dengan kapasitas 500 ribu t.p.a. milik KAI. Smelter ini berlokasi di kawasan industri yang dikembangkan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia di Kalimantan Utara.
“Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo paling lama delapan tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian fasilitas,” kata Mahardika dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (17/5/2023).
Fasilitas pinjaman KPI akan digunakan untuk tujuan pembiayaan pengembangan proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 1.060 MW milik KPI yang berlokasi di kawasan industri yang dikembangkan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia di Kalimantan Utara. Pinjaman ini akan jatuh tempo paling lama 10 tahun sejak tanggal penandatanganan Fasilitas Pinjaman KPI.
Entitas ADRO lainnya, PT Adaro Indo Aluminium (AIA) akan memberikan jaminan gadai atas saham miliknya di KAI. KAI akan memberikan jaminan berupa jaminan gadai atas rekening bank, jaminan fidusia atas aset material milik KAI, jaminan fidusia atas piutang yang diterima oleh KAI, dan hak tanggungan atas tanah yang berlokasi di area proyek KAI.
Terkait dengan fasilitas pinjaman KPI, PT Adaro Power (AP), perusahaan terkendali perseroan akan memberikan jamnan gadai atas saham miliknya di KPI. KAI akan memberikan jaminan gadai atas milikinya di KPI. KPI akan memberikan jaminan berupa jaminan gadai atas rekening bank, jaminan fidusia atas aset material milik KPI, jaminan fidusia atas piutang yang diterima oleh KPI, dan hak tanggungan atas tanah yang berlokasi di area Proyek KPI. Perseroan akan memberikan jaminan perusahaan sesuai dengan kepemilikan AP di KPI.
Transaksi fasilitas pinjaman dan rencana pemberian jaminan akan mendukung kegiatan investasi, operasional serta kelangsungan usaha perseroan, dengan memenuhi kebutuhan pendanaan dalam pengembangan bisnis perusahaan terkendali perseroan di bidang pengolahan aluminium dan pembangkitan tenaga listrik.
“Melalui proyek ini, perseroan dapat berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan penerimaan pajak negara, serta mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor atas produk aluminium agar dapat mengurangi trade deficit dan meningkatkan devisa negara,” imbuhnya.