StockReview.id – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) berhasil mempertahankan rasio Non Performing Financing (NPF) per Juni 2024 dengan level bruto di angka 1,47% dan NPF neto sebesar 0,29%. Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance, menyebut bahwa profil risiko perusahaan tetap terkendali dengan penurunan angka NPF sebesar 50 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama pada Juni 2023.
“Adapun cakupan penyisihan tercatat sebesar 2,6 kali NPF bruto perusahaan dan net gearing ratio masih menunjukkan tren positif, yakni 1,2 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” ujar Sudjono dalam keterangan resminya, Jumat (26/7). Selain itu, pada semester I-2024, pembiayaan baru atau new booking perseroan tercatat senilai Rp 9 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen pembiayaan kendaraan roda empat yang mencapai Rp 6,1 triliun.
Hingga Juni 2024, piutang pembiayaan yang dikelola atau managed receivables tercatat senilai Rp 22,4 triliun. Porsi piutang ini didominasi oleh tujuan produktif modal kerja sebesar 57,5%. Rinciannya, porsi pembiayaan kendaraan bermotor untuk kendaraan roda dua dan empat mendominasi di kisaran 76,3%, diikuti oleh pembiayaan alat berat dan mesin yang mengambil porsi 14,9%, pembiayaan beragun sertifikat properti sebesar 4,4%, serta pembiayaan lainnya sebesar 4,3%, termasuk pembiayaan syariah yang menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 39,2% secara tahunan.
Penyaluran piutang pembiayaan tersebut berkontribusi terhadap total aset perusahaan yang mencapai Rp 24,3 triliun, naik 0,5% secara kuartalan, didukung oleh nilai pembiayaan baru sebesar Rp 9 triliun.
Sudjono menambahkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan pada paruh pertama tahun 2024, termasuk momentum pemilu, Ramadan, hari-hari besar tanggal merah, hingga faktor geopolitik yang turut mempengaruhi daya beli masyarakat dan pencapaian kinerja perusahaan selama semester I-2024. “Dalam menyiasati hal tersebut, penyaluran pembiayaan dilakukan dengan lebih selektif serta melakukan diversifikasi produk guna menjaga kualitas portofolio kredit,” tandasnya.