News

Kementan Dorong Optimalisasi Alsintan di Indonesia Jaga Produksi Beras

×

Kementan Dorong Optimalisasi Alsintan di Indonesia Jaga Produksi Beras

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong penggunaan teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam mengakselerasi produksi beras nasional.  Menurutnya, penggunaan alsintan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi berproduksi dalam produksi. Bahkan, kata dia, penggunaan alsintan mampu menurunkan biaya produksi.

“Kalau menggunakan teknologi, biaya turun 60 persen, produktivitas bisa dua kali lipat naik, lossesnya 10 persen, dan 10,2 persen kita bisa ambil,” kata Amran dalam keterangannya.

Amran juga mendorong para petani untuk menggunakan alsintan demi menghindari kerugian, mengingat di beberapa wilayah saat ini tengah memasuki musim panen. Menurutnya, kerugian saat panen bisa besar bila tidak ditangani dengan baik. Amran pun merinci beberapa tahapan pascapanen, mulai dari pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan, dan pemasaran.

Titik kehilangan hasil terjadi pada tahapan pemanenan, penumpukan sementara panenan padi, dan perontokan untuk menghasilkan gabah. Dalam hal ini, penggunaan alsintan dinilai efektif untuk menekan kehilangan hasil, yakni combine harvester yang mampu menekan losses hingga 1-2%. Mesin itu dipercaya menunjang efektivitas musim panen dengan keunggulan mampu memotong padi, merontokkan, dan membersihkan butiran gabah dari kotoran.

Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Fadjry Djufry mengungkapkan Kementan telah berinovasi menghasilkan Mini Combine Harverster (MICO) yang disesuaikan dengan lahan sawah Indonesia yang umumnya sempit dan berlumpur dalam.  Ukuran panjangnya 260 cm, lebar 180 cm, dan tinggi 170 cm dengan bobot 800 kg. Dengan lebar kerja 1,2 meter dan kapasitas kerja mesin 7-9 jam/ha.

Mini combine harvester dapat lebih mudah beroperasi dan bermanuver di petakan sawah yang tidak terlalu lebar,” jelasnya.

Fadjry mengungkapkan bahwa teknologi alsintan tersebut telah dilisensi oleh perusahaan swasta, seperti PT Lambang Jaya, PT Adi Setia Utama Jaya, dan PT Sarandi Karya Nugraha. Artinya, mini combine harvester telah diproduksi untuk diadopsi oleh petani.

“Kami harapkan petani dapat menggunakan teknologi tepat guna, terutama untuk mengamankan hasil panen dari kehilangan hasil. Dengan demikian, hasil panen menjadi lebih optimal,” tandasnya.