Foto: Ilustrasi UMKM

StockReview.id – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan bahwa penguatan pada sektor UMKM diperlukan dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Pasalnya, kata Airlangga, UMKM telah menyumbang sekitar 61% terhadap Produk PDB, menyerap 97% terhadap tenaga kerja, serta terbukti resilien dalam menghadapi krisis.

”Kontribusi daripada Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap ekspansi kredit tahun lalu diperkirakan sekitar Rp600 triliun atau lebih dari 50% itu dari KUR. Ini membuktikan bahwa sektor UMKM itu memiliki resiliensi tinggi,” ungkap Airlangga.

Airlangga melanjutkan, pemerintah sendiri telah memberikan dukungan pembiayaan bagi UMKKM melalui KUR pada tahun 2023 sebesar Rp450 triliun.

“Disertai dengan penambahan target debitur baru paling sedikit 1,76 juta debitur dan target debitur graduasi penyaluran KUR paling sedikit 2,36 juta debitur,” sambungnya.

Di samping itu, dalam rangka menjaga keberlanjutan pemulihan kondisi perekonomian nasional, Airlangga juga menyampaikan, pemerintah akan terus mendorong berbagai strategi seperti implementasi program perlindungan sosial bagi masyarakat rentan, transformasi ekonomi melalui Perpu UUCK, hilirisasi SDA, penyesuaian Kebijakan Devisa Hasil Ekspor SDA, pembangunan Infrastruktur, hingga pengembangan SDM melalui berbagai program seperti Kartu Prakerja.

“Pemerintah juga akan terus melakukan sinergi antara pemangku kepentingan, terutama kemarin antara fiskal dan moneter berjalan secara baik, sehingga dengan demikian kita bisa menjaga pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

Selain itu, untuk memitigasi transmisi dari kenaikan harga komoditas global, Pemerintah juga melakukan berbagai extra effort pengendalian inflasi melalui forum Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah. Melalui strategi kebijakan 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, inflasi Indonesia pada tahun 2022 mampu terkendali pada level 5,5% (yoy).