StockReview.id – Direktur impor Ditjen Perdagangan luar negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arif Sulistyo menyebut bahwa krisis laut merah berdampak pada impor komoditas kedelai.

Arief mengakui, adanya keluhan dari dari beberapa pelaku usaha bahwasanya beberapa perusahaan pelayaran takut untuk melintasi kawasan laut merah. Pasalnya, krisis laut merah dipicu oleh perang Israel dan kelompok militan Palestina Hamas yang belum berkesudahan bahkan hingga kini makin meluas.

Akibatnya, beberapa perusahaan pelayaran menghindari laut merah dan berdampak pada beban ongkos pengiriman bahan baku industri.

“Kami mendengar beberapa informasi dan keluhan dari beberapa pelaku usaha, beberapa perusahaan pelayaran banyak yang tidak berani dan menghindari Laut Merah yang saat ini sedang mengalami masalah,” ujar Arief kepada kontan.co.id, Rabu (24/1).

Akhirnya beban ongkos yang meroket juga berpotensi memicu kenaikan produksi.

“Yang mana ini membuat beban ongkos pengiriman bahan baku industri membengkak dan memicu kenaikan biaya produksi,” lanjutnya.

Baca Juga: Debat Cawapres Soroti Kenaikan Impor Pangan, Bapanas: Impor Dilakukan Hati-hati

Beberapa waktu yang lalu, Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mengakui, adanya kenaikan tarif jasa angkutan kapal atau freight rate akibat krisis laut merah.

“Memang terjadi kenaikan biaya freight antara 55% – 63% atas perdagangan dari Asia ke Eropa dan sebaliknya, akibat krisis di laut merah,” ujar Carmelita.

Lebih lanjut, kata dia, salah satu komoditas yang terdampak adalah kedelai, dimana kedelai ini kita impor dari Amerika.

Kedelai sempat terjadi kendala pasokan, yang dipicu oleh gangguan kelancaran logistik internasional di laut merah,” ujar dia.

Kendati begitu, direktur impor dari Kemendag itu memastikan bahwa kapal-kapal pengangkut komoditas keledai sudah mulai berdatangan di Indonesia.

“Alhamdulillah, saat ini kapal-kapal kedelai ini sudah berdatangan dan masuk Indonesia,” pungkasnya.