StockReview.id – PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) mencatat laba bersih sebesar Rp 34,09 miliar pada semester I-2025, turun 37,94% dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 56,33 miliar. Penurunan laba terjadi di tengah tantangan berat yang dihadapi industri pelayaran global akibat tekanan geopolitik dan perlambatan permintaan komoditas.
Meskipun menghadapi hambatan eksternal, pendapatan bersih HAIS tercatat Rp 434,86 miliar, menyusut 8,05% dibandingkan Rp 472,97 miliar pada semester I-2024. Menurunnya permintaan pengangkutan batu bara sebagai komoditas utama menjadi salah satu faktor penekan kinerja top line perusahaan.
Namun demikian, beban pokok pendapatan HAIS turun 6,90% menjadi Rp 338,40 miliar, dari sebelumnya Rp 363,50 miliar. Penurunan ini mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menjaga efisiensi biaya di tengah tekanan pasar.
“Pencapaian ini menunjukkan kemampuan Perseroan menjaga profitabilitas dan ketahanan operasional,” ujar Rickie, Direktur Keuangan HAIS.
Volume Angkutan Tetap Terjaga
Selama enam bulan pertama 2025, HAIS tetap mampu mengangkut 5,07 juta metrik ton kargo, sebagian besar batu bara. Hal ini dicapai meskipun perusahaan menghadapi tantangan dari faktor cuaca serta volatilitas harga dan permintaan di pasar batu bara global.
“Meskipun kondisi pasar berfluktuasi, kami tetap menjalankan efisiensi operasional dan optimalisasi rute pelayaran untuk menjaga volume angkutan,” tambah Rickie.
Prospek & Strategi Semester II-2025
Manajemen HAIS menyampaikan keyakinannya terhadap prospek bisnis di sisa tahun 2025. Fokus utama perusahaan adalah memperkuat efisiensi, mengoptimalkan armada yang ada, dan memperluas rute pelayaran ke kawasan strategis. Langkah ini diambil guna menjaga keberlanjutan bisnis dan meningkatkan daya saing di tengah ketidakpastian pasar global.
“Dengan fundamental yang kuat dan strategi yang terarah, HAIS optimis dapat terus meningkatkan kinerja di sisa tahun 2025,” tegas Rickie.
HAIS juga menyampaikan bahwa perusahaan akan terus memantau dinamika geopolitik dan perubahan pasar energi global, serta bersiap mengambil langkah adaptif dalam ekspansi maupun efisiensi, untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang dan nilai tambah bagi pemegang saham.