Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah kontrak pengguna Buy Now Pay Later mengalami pertumbuhan sebanyak 18,18 juta kontrak atau sebesar 33,25% secara tahunan atawa year on year (YoY) menjadi 72,88 juta kontrak per Mei 2023.

Asal tahu saja, pada periode yang sama di tahun sebelumnya, pengguna buy now pay later sebanyak 54,70 juta kontrak.

Salah satu perusahaan yang menjadi pionir Buy Now Pay Later (BNPL) Kredivo mengatakan bahwa saat ini mereka memiliki lebih dari 7 juta pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Di tahun 2023, 71,4% konsumen yang belum menggunakan pay later telah berencana untuk menggunakannya. Sedangkan 39,9% pengguna menggunakan lebih dari satu pay later, jumlah ini meningkat dari 27% pada tahun 2022,” papar Indina Andamari selaku SVP, Marketing and Communications Kredivo pada Kontan, Rabu (5/7).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Presiden Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga bahwa pengguna BNPL di perusahaannya juga menunjukkan tren kenaikan.

“Sampai sekarang di semester I, peningkatannya sekitar 20%,” ujar Efrinal

Efrinal juga mengatakan bahwa melihat dari pertumbuhan kontrak BNPL yang dicatat oleh OJK, Akulaku memiliki target untuk mencapai Rp 15 triliun di tahun 2023.

“Strategi yang akan kami lakukan adalah memperluas kerja sama dengan e-commerce atau merchant, kolaborasi dan co-branding, serta meningkatkan marketing campaign,” tambah Efrinal.

Data yang dimiliki Kredivo menunjukkan bahwa dari 7 juta pengguna, wilayah tier 1, 2, dan 3 paling memperlihatkan kenaikannya.

“Pertumbuhannya juga tercermin dari nilai transaksi Kredivo yang meningkat hampir dua kali lipat di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya,” pungkas Indina.