StockReview.id – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menyelesaikan early tender offer sebesar USD400 juta atau setara Rp6,2 triliun (kurs Rp15.600 per USD) pada 12 Desember 2022. Pada batas waktu early tender offer ini, PGN menerima pengajuan tender dari pemegang obligasi melebihi batas maksimum permintaan (oversubscribe).
Tender offer dijadwalkan berakhir pada 23 Desember 2022 dengan early tender offer yang berakhir pada 9 Desember 2022. Karena telah menerima pengajuan tender yang cukup dari pemegang obligasi dalam tahap awal tender, maka PGN tidak lagi menerima pengajuan tender meskipun tender offer masih dibuka sampai dengan 23 Desember 2022.
Pemegang obligasi yang mengajukan tender sebelum batas early tender offer akan mendapatkan USD1.005,50 untuk setiap USD1.000 obligasi yang dimiliki.
“Tujuan dari tender offer ini adalah untuk membeli kembali obligasi PGN USD400 juta dari USD1,35 miliar (5,125%), sebagai bagian dari inisiatif PGN dalam kegiatan liability management perseroan,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN Fadjar Harianto Widodo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (16/12/2022).
Dia menambahkan, tender offer menghasilkan penilaian kredit positif dari lembaga rating karena meningkatkan kesehatan likuiditas perusahaan dan meringankan beban pembiayaan pada tahun 2024.
Pasca tender offer, utang obligasi PGN turun dari USD1,7 miliar menjadi sekitar USD1,3 miliar termasuk USD393 juta di bawah PT Saka Energi Indonesia, sehingga total utang perseroan turun dari USD2,1 miliar menjadi sekitar USD1,7 miliar. Fadjar menambahkan, kinerja laba yang positif hingga kuartal III-2022 mampu meningkatkan posisi ekuitas dan perusahaan dalam melakukan pembayaran liabilitas yang sudah jatuh tempo. Hal ini menurunkan tingkat hutang perusahaan.
Arus Kas Konsolidasian merefleksikan posisi arus kas perseroan yang kuat, terutama didorong dari arus kas operasi yang positif dan peningkatan penerimaan kas dari pelanggan. PGN telah membukukan pendapatan sebesar USD2,6 miliar atau naik 17% pada kuartal III-2022 dibandingkan periode tahun lalu. Pendapatan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan kinerja operasional bisnis utama, termasuk kenaikan yang signifikan dari segmen bisnis upstream.