Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sedang menjajaki potensi investasi pada smelter nikel berteknologi high pressure acid leach (HPAL) di Sulawesi. Biaya yang dibutuhkan diperkiraan mencapai Rp 30 triliun (sekitar US$ 1,91 miliar), kata Kementerian Investasi pada Senin (18/3/2024).

Pabrik yang diberi nama “SOA HPAL” ini akan menjadi proyek ketiga perusahaan yang mengubah bijih nikel menjadi mixed hydroxide precipitate (MHP).

Bahan MHP ini yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV), menurut materi presentasi yang ditunjukkan oleh Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia.

Juru bicara Vale Indonesia menolak berkomentar, menurut laporan Reuters setelah berita tersebut.

Smelter emiten berkode saham INCO tersebut dapat memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 60.000 metrik ton (MT) nikel di MHP, kata kementerian tersebut. Bahlil seraya menambahkan INCO sedang menyelesaikan tahap akhir eksplorasi dan akan bermitra dengan produsen mobil.

INCO telah memiliki dua pabrik HPAL yang sedang dibangun di Sulawesi, yakni di Pomalaa dan Sorowako. Kedua proyek tersebut bermitra dengan Zhejiang Huayou Cobalt.

Produsen mobil AS Ford terlibat dalam pabrik Pomalaa senilai US$ 4,5 miliar.

Bulan lalu, BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID atau Mineral Industry Indonesia setuju untuk mengakuisisi 14% saham Vale Indonesia (INCO) dari Vale Canada dan Sumitomo Metal Mining dari Jepang untuk menjadi pemegang saham utama.