Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim program transformasi perusahaan pelat merah membuahkan hasil hanya dalam waktu terbilang singkat. Klaim itu didasarkan pada nilai dividen yang dikontribusikan perseroan tahun ini yakni senilai Rp80,2 triliun.

Indikator keberhasilan lain adalah laba bersih atau net income secara konsolidasi. Total laba bersih yang dibukukan BUMN pada 2021 sebesar Rp124 triliun atau naik 838,2% dibandingkan tahun tahun sebelumnya yang berada di posisi Rp13,3 triliun.

Pencapaian itu juga terjadi pada 2022, di mana laba bersih perusahaan sepanjang tahun lalu naik menjadi Rp250 triliun. Bahkan, dia optimistis net income perusahaan tahun ini konsisten berada di angka Rp250 triliun.

“Hasilnya sudah ada (transformasi), keuntungan kita Rp13 triliun (2020) menjadi Rp124 triliun (2021), menjadi sekarang Rp250 triliun (2022),” ujar Erick saat ditemui di Menara BRILiaN, Jakarta.

Ihwal transformasi BUMN, lanjut dia, Indonesia hanya membutuhkan waktu tiga tahun. Sementara, program pembaharuan serupa untuk perusahaan di banyak negara justru memerlukan waktu hingga 18 tahun lamanya.

“Transformasi di banyak negara butuh waktu 18 tahun, kita sudah studi banding, kita baru tiga tahun,” ucap dia.

Meski dipandang sukses, Erick tidak berpuas diri. Program transformasi akan terus dijalankan melalui blueprint BUMN 2024-2034. Dia menyebut, cetak baru ini sudah rampung disusun dan akan direalisasikan secara bertahap.

“Karena itu kita dorong lagi blueprint BUMN 2024-2034, sudah jadi,” katanya. (***)