StockReview.id – Perkembangan pesat transformasi digital di sektor perbankan Indonesia, terutama setelah pandemi, telah membawa perubahan signifikan dalam cara nasabah berinteraksi dengan bank. Layanan perbankan yang sepenuhnya berbasis aplikasi semakin diminati, memungkinkan nasabah untuk mengakses berbagai produk perbankan mulai dari pembukaan rekening, pembayaran tagihan, hingga investasi, tanpa harus mengunjungi kantor cabang.
Menurut data Bank Indonesia hingga September 2024, transaksi bank digital mengalami lonjakan signifikan, dengan volume transaksi mencapai 1.929,33 juta dan nilai transaksi meningkat 54,89% menjadi Rp7.492,93 triliun. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh populasi Gen Z, yang akrab dengan teknologi dan menjadi faktor penting dalam adopsi perbankan digital.
Salah satu pemain utama dalam industri ini adalah Bank Neo Commerce (BNC), yang menawarkan layanan perbankan yang komprehensif melalui aplikasi digitalnya, Neobank. BNC memberikan berbagai layanan mulai dari tabungan, deposito, hingga fasilitas pinjaman, serta layanan khusus untuk UMKM dan korporasi. Direktur Utama BNC, Eri Budiono, menegaskan pentingnya teknologi informasi dalam memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah.
Dengan semakin ketatnya persaingan di industri perbankan digital, bank-bank seperti BNC berfokus untuk terus memenuhi kebutuhan nasabah dari segala segmen dan memanfaatkan teknologi terbaru untuk menawarkan layanan yang lebih personal dan efisien. Proyeksi masa depan perbankan digital menunjukkan tren pertumbuhan yang berkelanjutan, terutama dengan dukungan adopsi teknologi seperti AI.
Tidak hanya itu, BNC juga aktif berperan dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat, dengan mengadakan berbagai kegiatan edukasi di berbagai kota di Indonesia. Kerja sama antara lembaga jasa keuangan dan pemerintah juga diharapkan dapat mendorong inklusi keuangan yang lebih luas di tanah air.
