StockReview.id – Pengembangan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia dinilai menjadi upaya pemerintah dalam menjawab tantangan hilirisasi digital dengan menciptakan nilai-nilai ekonomi dan peluang kerja baru.

“Karena tanpa hilirisasi, tidak ada value creation, tidak ada peluang baru, tidak ada job creation. Ini yang akan jadi problem kita ke depan. Nah startup kan coba menjawab ini,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara Ecosystem Mixer by Gerakan Nasional Startup Digital di MARKAS Midpoint Place, Jakarta, pada Kamis (22/2/2024).

Wamen Nezar mengatakan, jumlah startup digital nasional terus mengalami peningkatan, yang kini mencapai 2.562 startup, dengan dua startup bervaluasi mencapai US$10 miliar (sekitar Rp155 triliun) atau decacorn dan tiga belas startup bervaluasi mencapai US$1 miliar (sekitar Rp15,5 triliun) atau unicorn.

Sedangkan secara global, ada 50 juta startup baru setiap tahun dan 135.000 startup lahir setiap hari.

“Di Asia Tenggara sendiri ada 4500 startup dan ada 52 startup unicorn. Saya yakin lebih dari separuh ada di Indonesia. Proyeksi valuasi startup di Asia Tenggara yaitu sampai US$1 triliun (sekitar Rp15,5 kuadraliun),” tuturnya.

Menurut Nezar Patria, Indonesia berada pada peringkat keenam negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia.

Namun demikian, pertumbuhan startup di Indonesia masih belum merata karena masih terkonsentrasi di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

“Di luar itu mungkin kecil. Karena daya dukungnya belum baik. Dan Jakarta menjadi ekosistem startup terbaik peringkat kedua Asia Tenggara dan 29 secara global,” kata dia.

Lebih lanjut Wamen Nezar mengatakan, ada pergeseran signifikan dalam perkembangan bisnis yang menjadikan teknologi digital sebagai enabler untuk setiap proses.

Selain itu, disrupsi teknologi dinilai telah memicu kelahiran startup digital dan fenomena ini berlangsung secara global.

“Begitu banyak startup lahir karena memang ada tren yang bergerak secara global karena disrupsi teknologi telah membuat peluang baru dan banyak generasi baru yang mencoba masuk ke dalam ekosistem bisnis digital,” jelas Nezar Patria.

Oleh karena itu, Wamenkominfo mendorong masyarakat inovatif dan adaptif agar ekosistem startup tumbuh dan berkembang.

“Saya berharap kita semua bisa terus inovatif. Berpikir positif dan selalu adaptif dengan perkembangan yang terjadi dan tetap kolaborasi dalam satu ekosistem Indonesia yang kita yakin akan terus maju,” tandas Wamen Nezar.