StockReview.id – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank bjb (BJBR) mencatat pertumbuhan bisnis di tengah tingginya tantangan ekonomi. Berdasarkan laporan keuangan pada Selasa (5/3/2024), perusahaan berhasil mencatat laba Rp2,1 triliun pada 2023.
Secara umum, bank bjb mencatatkan beberapa pencapaian, termasuk pertumbuhan kredit sebesar 7,5 persen pada kuartal IV-2023. Meskipun ada sedikit perlambatan, Bank bjb tetap fokus pada segmen dengan yield tinggi untuk menjaga kinerja keuangannya.
Adapun Consumer Loan dengan yield 12,2 persen mampu tumbuh 6,3 persen year on year (yoy).
Direktur Utama BJBR Yuddy Renaldi optimistis, Consumer Loan sebagai Captive Market masih memiliki peluang pertumbuhan yang baik, dari pembukaan penerimaan ASN setelah periode moratorium yang panjang serta alih fungsi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
“Apalagi secara populasi, tenaga P3K di Jawa Barat dan Banten telah bertambah 18.157 individu sepanjang semester kedua tahun 2023. Demikian juga dengan tenaga P3K yang menjadi debitur Bank bjb, mendorong pertumbuhan bisnis konsumer dari 5,6 persen yoy pada triwulan kedua menjadi 6,3 persen yoy pada triwulan keempat, dengan rate 25 sampai 50 basis poin di atas untuk loan baru yang dibukukan,” ujar Yuddy melalui keterangan pers, Selasa (5/3/2024).
Dirinya pun bersyukur, untuk transaksi kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Bengkulu akhirnya telah disetujui OJK setelah menempuh waktu kurang lebih dua tahun sejak proses dimulainya pada Januari 2020, dan akan dikonsolidasikan laporan keuangannya untuk periode 31 Maret 2024.
Bank bjb menjadi BPD pertama yang menjadi induk dari BPD lainnya. Selanjutnya untuk KUB bank bjb, capital allocation untuk tiga BPD yang belum dilakukan injeksi modal kurang lebih Rp250 miliar sampai dengan Rp 500 miliar, tergantung hasil kajian dan valuasinya.
Selain Bank Bengkulu, bank bjb juga telah menjalin komitmen KUB dengan Bank Jambi, Bank Maluku Malut dan Bank Sultra yang telah menandatangani Letter of Intent untuk bersinergi dalam kerangka KUB pada 29 September 2022.
Teranyar, Bank bjb sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Sultra untuk melangkah lebih lanjut dalam kerangka KUB pada 4 Maret 2024.
“Sinergi bisnis pun akan diakselerasi untuk me-leverage bisnis model Bank Bengkulu,” tegas Yuddy.
Adapun Dana Pihak Ketiga tumbuh di mana sampai dengan Desember 2023 tercatat sebesar Rp136,61 triliun atau naik 4,17% yoy.
Sementara mengacu pada rasio keuangan, biaya dana per Desember cenderung flat di mana Cost of Fund berada pada level 4,3 persen seiring dipertahankannya suku bunga acuan BI di level 6 persen.
“Kami harus melakukan manajemen aset dan likuiditas yang lebih optimal, menyikapi kondisi Higher for Longer,” ungkapnya.