Erick Thohir: Dorong Pelindo Teruskan Transformasi

StockReview.id – Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan. Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) November 2022 tetap tinggi sebesar 25,45%.

“Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko kredit tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada November 2022 yang tercatat 2,65% (bruto) dan 0,75% (neto),” ujarnya Sabtu (21/1).

Likuiditas perbankan pada Desember 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,01% (yoy). Hasil simulasi stress test Bank Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga.

Bank Indonesia juga terus menjaga stabilitas dan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Adapun pada tahun 2022, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat ditopang oleh naiknya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, luasnya dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta cepatnya digital banking.

“Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada tahun 2022 tumbuh 30,84% (yoy) mencapai Rp399,6 triliun dan diproyeksikan meningkat 23,90% (yoy) hingga mencapai Rp495,2 triliun pada tahun 2023,” urainya. Nilai transaksi digital banking meningkat 28,72% (yoy) menjadi Rp52.545,8 triliun, dan diproyeksikan tumbuh 22,13% (yoy) mencapai Rp64.175,1 triliun pada tahun 2023.