StockReview.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa koreksi pendapatan premi asuransi jiwa akibat pemberlakuan kebijakan baru terkait unitlink telah memicu koreksi pendapatan premi asuransi pada Juli 2023.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat premi asuransi per Juli 2023 mencapai Rp177,13 triliun atau turun 2,34% dibandingkan dengan periode yang sama 2022. Pada periode tersebut, premi sektor asuransi umum tercatat Rp75 triliun naik 6,30% sedangkan premi asuransi jiwa tercatat Rp102 triliun atau terkoreksi -7,85%.
Hingga Juli 2023, rasio solvabilitas industri asuransi yang tecermin dari Risk Based Capital (RBC) tercatat 311,53% untuk asuransi umum dan 460,32% untuk asuransi jiwa.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menjelaskan penurunan premi asuransi jiwa masih terkait dengan masalah unitlink. Menurutnya, pada 2022 OJK menerbitkan aturan yang lebih ketat terkait produk asuransi unitlink atau Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI). Di sisi lain, OJK juga menerbitkan peraturan terkait perlindungan konsumen yang mengatur market conduct termasuk di industri asuransi.
“Tapi kami yakin industri belajar tentang ini. Saya mendengar beberapa produk baru sudah diterbitkan, konsumen belajar sehingga kami yakin ini hanya konsolidasi bagi sektor asuransi jiwa untuk menjadi lebih baik. Jadi jangan pesimistis,” kata Mirza dalam acara IFG International Conference 2023, Selasa 19 September 2023.
Pasalnya, jelas Mirza, karena penetrasi industri asuransi di Indonesia masih rendah yaitu 2,3% dari PDB dibandingkan dengan Thailand 4,6% dan Singapura 12,5%. “Karakteristik negara berkembang, penetrasi asuransinya harus lebih tinggi dari ini. Jadi masih banyak potensi. Jadi PR-nya adalah bagaimana membuat produk yang cocok dengan masyarakat dan bagaimana regulator mendukung pengembangan industri,” jelasnya.
