Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) (Persero) Tbk (BRIS) dan bank PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dikabarkan bakal segera melakukan merger. Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin menilai langkah tersebut cukup baik untuk memperkuat posisi industri keuangan syariah khsusnya dalam pembiayaan perumahan.

“Istilah syariah bukan saja di jasa keuangan, tapi juga di properti, karena kemarin ini ada pengembang syariah,” ujar Maruf Amin disela Kunker pengukuhan KDEKS di Bengkulu.

Menurutnya Wapres saat ini wacana tersebut masih dalam pembahasan yang komprehensif antar kedua perusahaan sebelum benar-benar bersatu untuk menggarap market syariah khususnya di bidang properti.

“Saya kira itu masih dalam proses yah artinya BTN masih tetap, memang ada pikiran untuk yang syariahnya itu untuk disatukan di BSI tapi itu masih dalam pembicaraan, saya kira kita tunggu saja,” sambungnya.

Wakil Ketua Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNEKS) itu juga meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengawasi praktik-praktik sistem keuangan syariah yang saat ini sudah dijalankan oleh berberapa keuangan. Prinsip-prinsip syariah harus dapat dipastikan digunakan untuk kegiatan transaksi.

“Jangan sampai adanya lembaga-lembaga dan institusi yang ilegal yang kemudian menggunakan istilah syariah, bukan saja di jasa keuangan tapi juga di properti,” kata Wapres.

Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengabarkan bahwa kemungkinan BSI dan BTN Syariah bakal bergabung pada akhir tahun ini. Salah satu tujuannya untuk Dengan bergabungnya kedua bank tersebut untuk memperkuat pembiayaan kepemilikan rumah melalui KPR syariah, maka diharapkan bisa memudahkan para generasi milenial untuk mendapatkan hunian. Mengingat saat ini masih terdapat 81 juta milenial yang belum memiliki rumah.